Home Game Review: Dying Light: The Beast — Game Parkour Zombie Terbaik Saat Ini

Review: Dying Light: The Beast — Game Parkour Zombie Terbaik Saat Ini

0
1

Jakarta, 20 Oktober 2025 — Setelah dua tahun tanpa ekspansi besar, pengembang Techland akhirnya kembali dengan Dying Light: The Beast, sebuah game mandiri (stand-alone) yang menggabungkan aksi parkour dan zombie dalam balutan horor survival. Menurut ulasan di port al gaming Indonesia GGWP, game ini berhasil menyegarkan seri tanpa kehilangan identitas aslinya.


Premis & Pengembangan

Game ini awalnya direncanakan sebagai DLC untuk seri sebelumnya, namun kemudian berkembang menjadi sebuah game mandiri dengan premis baru: sang protagonis Kyle Crane tidak hanya manusia biasa — ia berubah menjadi “The Beast” dengan kekuatan baru. Dirilis Oktober 2025 untuk PC, PlayStation 5, dan Xbox Series, dengan harga sekitar Rp699.000 di Steam.


Cerita Ringkas tapi Efektif

Meskipun narasi utama tidak terlalu panjang, cerita dalam game ini dianggap “sederhana namun efektif”. Kyle Crane berevolusi menjadi monster demi mencari keadilan atas dirinya. Tim ulasan menyukai bahwa Techland memilih untuk tidak membuat plot yang terlalu rumit, melainkan memfokuskan pada progres karakter dan perkembangan yang jelas. 
Side-quest yang tersedia juga membantu menjaga tempo, agar pemain tidak hanya terjebak di misi utama yang bisa terasa monoton.


Inovasi “The Beast” dan Sensasi Parkour yang Ditingkatkan

Bagian paling menonjol dalam The Beast adalah mode yang memberi Kyle kemampuan monster: mulai dari shoulder charge untuk menerobos kerumunan zombie hingga finisher brutal saat menghadapi bos. Mekanisme ini memberi sensasi baru yang “sangat memuaskan”, terutama ketika digunakan dalam pertempuran besar melawan puluhan musuh. 
Sementara itu, bagian parkour tetap menjadi kekuatan utama — dunia baru yang disebut “Castor Woods” memang lebih kecil dibandingkan dunia di seri sebelumnya, namun lebih padat dan kaya dalam eksplorasi. Ruang vertikal dan lingkungan yang beragam memberi variasi dalam melompat dan berlari, termasuk area hutan dan pepohonan.


Tantangan, Optimasi & Catatan Teknis

Ulasan mencatat bahwa game ini “berat” dalam konteks tantangannya: musuh jadi lebih agresif, amunisi lebih terbatas, dan elemen survival terasa lebih menekan. Pemain sering harus memilih antara bertempur atau melarikan diri demi menghemat sumber daya.
Pada sisi teknis, game ini dianggap “entri paling stabil” dari Techland sejauh ini. Pengujian PC menunjukkan optimasi yang baik, meski ada sedikit stutter pada area padat. Untuk pemain dengan PC mid-low end, disarankan menonaktifkan V-Sync dan mengaktifkan Frame Generation agar pengalaman lebih halus.


Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan

  • Sensasi baru lewat mode “The Beast” yang membawa gameplay lebih brutal dan berbeda.

  • Parkour yang ditingkatkan dengan lingkungan yang lebih padat dan bervariasi.

  • Cerita yang fokus dan karakter yang berkembang secara progresif.

  • Optimasi teknis yang cukup baik untuk ukuran game aksi/horor dengan dunia terbuka.

Kekurangan

  • Dunia yang lebih kecil dibandingkan seri sebelumnya — terasa “ringkas”.

  • Harga yang dianggap agak tinggi untuk konten yang “tergolong ringkas”.

  • Tantangan yang lebih tinggi bisa membuat pemain yang tidak terbiasa genre survival/parkour merasa tersulit.


Kesimpulan

Menurut ulasan GGWP, Dying Light: The Beast adalah bukti bahwa Techland masih mampu menghadirkan perpaduan aksi, parkour, dan zombie yang memacu adrenalin. Walaupun ada beberapa catatan soal harga dan ukuran dunia, game ini tetap “solid, menegangkan, dan memuaskan” — khususnya bagi mereka yang sudah menyukai seri Dying Light sejak awal.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here